31/03/13

PENGUJIAN KADAR AIR METODE THERMOGRAVIMETRI


Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan makanan. air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, namun sangat esensial dalam proses kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup.
Di samping terdapat dalam bahan makanan secara alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini sangat penting juga dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum maupun pribadi, teknologi pangan dan sebagai air minum.
Salah satu pertimbangan penting dalam penentuan lokasi pabrik pengolahan bahan makanan adalah adanya sumber air yang secara kuantitatif cukup maupun secara kualitatif memenuhi syarat. Dalam pabrik pengolahan pangan, air diperlukan untuk berbagai keperluan misalnya : pencucian, pengupasan umbi atau buah, penentuan kualitas bahan (tenggelam atau mengambang), bahan baku proses, medium pemanasan atau pendingin, pembentukkan uap, sterilisasi, melarutkan dan mencuci bahan sisa, perlindungan terhadap kebakaran dan keperluan-keperluan lain.
Sumber air dapat digolongkan menjadi dua yaitu : air permukaan (run off water) misalnya air danau, sungai, bendungan, air hujan; dan air dalam tanah misalnya sumur dan artesis. Dibanding dari kandungan bahan organiknya, jumlah mikrobianya dan kandungan mineralnya, air yang berasal dari daerah permukaan dan dari dalam tanah dapat berbeda.
Kualitas air untuk berbagai keperluan, ditentukan berdasarkan tiga faktor berikut, antara lain :
1.      Sifat fisisnya         : warna, bau, rasa, kekeruhan
2.      Sifat kimiawinya   : padatan dan gas yang terlarut, pH, kesadahan
3.      Kandungan mikrobianya, misalnya algae, bakteri patogen, bakteri bukan patogen.
Terutama dalam prosessing bahan makanan, air yang digunakan memerlukan persyaratan kebersihan yang tinggi. Untuk keperluan pengolahan bahan makanan ini, persyaratan air sama dengan persyaratan air minum (pottable water), yaitu tidak mengandung mikrobia penyebab sakit perut atau penyakit lain (patogen), tanpa rasa atau bau yang tak dikehendaki dan tak berwarna.
Syarat mutu air minum yang ditetapkan oleh The United States Public Health Service misalnya adalah sebagai berikut :
Sifat fisis   : kekeruhan kurang dari 10 ppm standar silika terlarut, warna kurang dari warna ekivalen 20 ppm standar warna kobalt, rasa harus bebas dari bau dan rasa yang tak dikehendaki.
Sifat kimiawi         : dientukan oleh sifat kesadahan. Kesadahan air ini ditentukan oleh kandungan garam Ca dan Mg. Untuk penentuan tingkat kesadahan, dipakai standar unit ppm CaCO3. Berdasarkan sifatnya, maka kesadahan yang disebabkan oleh garam-garam CaCl2, MgCl2, CaSO4, MgSO4 disebut sebagai kesadahan tetap, sedangkan yang disebabkan oleh Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2 disebut sebagai kesadahan sementara.
Kandungan mikrobiologis : ditentukan dengan standar penentuan jumlah Coliform (termasuk Escherichia coli dan Aerobacter) yaitu jenis bakteri yang menunjukkan adanya pencemaran kotoran manusia atau hewan pada air. Jenis bakteri yang terdapat ada kotoran umumnya terdiri dari E. coli strain comunis (yang paling banyak), Streptococcus dan Clostridium welchii. Meskipun tidak berbahaya, organisme non-patogen sering menimbulkan kerugian misalnya menimbulkan rasa dan bau yang mengganggu, menimbulkan lendir pada pipa air, menyebabkan kontaminasi makanan pada waktu pencucian atau pendinginan kaleng yang menyebabkan kerusakan makanan yang dikalengkan. Oleh sebab itu, upaya harus dilakukan untuk mengurangi jumlah mikrobia dalam air yang dipergunakan dalam prosesing serendah mungkin.
Air dalam suatu bahan makanan terdapat dalam berbagai bentuk seperti : air bebas, air terikat lemah, dan air terikat kuat. Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan makananmisalnya proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Sedangkan air yang dalam bentuk lainnya tidak membantu terjadinya proses kerusakan tersebut di atas. Oleh karena kada air bukan merupakan parameter yang absolut untuk dapat dipakai meramalkan kecapatan terjadinya kerusakan bahan makanan. Dalam hal ini dapat digunakan pengertian Aw (aktivitas air) untuk menentukan kemampuan air dalam proses-proses kerusakan bahan makanan. Sedangkan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara antara lain:
1.      Metoda Pengeringan (Thermogravimetri)
2.      Metoda Destilasi (Thermovolumetri)
3.      Metoda Khemis
4.      Metoda Fisis
5.      Metoda khusus misalnya dengan kromatografi; Nucleae Magnetic Resonance
Pengujian menggunakan Metode Thermogravimetri
Prinsip metode ini adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.Secara umum proses thermogravimetri dilakukan dengan perlakuan yang mencakup penimbangan, pengovenan, pendinginan hingga diperoleh berat konstan.
Sebelum botol timbang ditimbang dan diberi sample, terlebih dahulu harus dilakukan pengovenan. Pengovenan yang dilakukan untuk pengovenan pertama dan seterusnya menggunakan suhu yang sama, yaitu pada suhu 1050C. Pada pengovenan pertama (yaitu belum diisi sample), memiliki tujuan untuk menghilangkan air yang ada pada botol timbang sehingga botol timbang benar-benar kering, dan kondisi botol timbang menjadi konstan. Waktu pengovenan botol timbang dapat dilakukan selama 1 jam.
Setelah 1 jam botol timbang dioven, kemudian botol didinginkan. Pendinginan botol dilakukan di dalam desikator/eksikator. Desikator merupakan instrumen yang pada bagian bawahnya terdapat kapur atau juga dapat digunakan silica. Selain untuk mendinginkan desikator juga berfungsi untuk memindahkan uap air yang masih tersisa pada botol timbang. Pemindahan uap air ini dilakukan dengan memanfaatkan fungsi kapur atau silica yang ada. Dalam memasukkan botol timbang maupun botol timbang yang berisi sample untuk keperluan pendinginan, perlu diperhatikan untuk membuka tutup desikator secara perlahan-lahan, karena apabila tutup desikator dibuka seluruhnya maka udara luar dapat masuk.
Selain itu yang menandakan bahwa uap air dapat dipindahkan adalah dengan keadaan kapur atau silica pada desikator tersebut. Desikator akan berfungsi dengan baik apabila kapur ataupun silica yang terdapat pada desikator masih pada keadaan yang baik. Kapur yang baik adalah kapur yang tidak menggumpal. Sedangkan silika yang masih baik adalah silika yang berwarna biru.
Kapur yang sudah menggumpal ataupun silika yang sudah berwarna merah muda menandakan bahwa kedua bahan tersebut sudah tidak dapat menyerap uap dari bahan yang didinginkan. Untuk memfungsikan bahan tersebut dilakukan dengan proses pemanasan ataupun pengovenan hingga kapur tidak lagi menggumpal dan silika kembali berwarna biru.
Untuk memindahkan desikator dari satu tempat ke tempat yang lain perlu dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan memegang bagian desikator pada bagian pinggir tutup agar tidak jatuh, karena desikator yang berisi bahan yang telah dioven akan sangat licin karena adanya uap air. Namun uap air akan kembali ke bawah dan diserap oleh silika atau kapur.
Dalam pemindahan sample yang akan didinginkan dengan desikator perlu dilakukan dengan menggunakan  penjepit. Karena apabila kita memindahkan sample dengan menggunakan tangan kita, belum dapat dipastikan apakah tangan kita kering atau tidak. Bila kita memindahkan dengan menggunakan tangan akan ada kemungkinan sample menjadi tidak konstan kembali.
Setelah didinginkan dalam desikator kurang lebih selama 15 menit, sample ditimbang dengan menggunakan timbangan tertutup. Timbangan tertutup itu adalah timbangan analitik. Yaitu timbangan yang paling akurat untuk proses thermogavimetri. Untuk memposisikan timbangan dalam keadaan nol dapat digunakan tombol TARE.
Proses pengovenan dilakukan  selalu setelah proses penimbangan. Dan terus dilakukan sampai dicapai berat konstan. Pengovenan kedua dilakukan selama 2-3 jam dan selanjutnya dilakukan selama 30 menit pada suhu yang sama (1500C) sampai didapatkan berat konstan. Pemanasan pada bahan-bahan dengan kadar gula yang tinggi dapat digunakan suhu 700C agar tidak terjadi karamelisasi.
Untuk perhitungan kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
B               = berat botol
[ B+S ]      = botol + sample
[ B+S ]’     = botol + sample sesudah dioven

Penentuan kadar air dengan menggunakan metode ini memiliki sisi kelebihan dan sisi kekurangan. Adapun sisi kelebihan dengan menggunakan metode ini sebagai metode pengujian kadar air antara lain adalah :
a.       Metode thermogravimetri biasanya memberikan hasil yang akurat
b.      Metode thermogravimetri relatif lebih mudah untuk digunakan
c.       Metode thermogravimetri relatif lebih murah
Adapun sisi kelemahan dari metode ini antara lain adalah :
a.       Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air, misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
b.      Dapat menghasilkan reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi, dan sebagainya.
c.       Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hilangnya air pada bahan antara lain :
a.       Ukuran partikel bahan
b.      Berat sample yang digunakan
c.       Jenis botol timbang yang digunakan
d.      Variasi suhu pada oven


Daftar Pustaka
Dr. Ir. Slamet Sudarmadji, I. B. (2003). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian (Edisi ke 2 ed., Vol. III). Yogyakarta, DIY, Indonesia: Liberty Yogyakarta.
Albana, Hanifa. (2011). Developing Alternative Protein of Soybean Into Tempeh and Tempeh Nugget. scientific papper, SMK N 1, Department of Agribusiness and Agro Technology, Temanggung : Tidak Dipublikasikan.
Rintatiyah, L. (2010). Quality Control Mie Instan. PDF, Sebelas Maret University, Department of Food Technology, Surakarta.

1 komentar: