31/03/13
Pemanfaatan Rosela
Di
Indonesia, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman rosela. Sementara
di negara lain, rosela sudah banyak dimanfaatkan sejak lama. Sebenarnya seluruh
bagian tanaman, mulai dari buah, kelopak bunga, mahkota bunga dan daunnya dapat
dimakan. Tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan salad, saus sup,
minuman, sari buah, asinan, selai, puding, sirup dan jeli.
Walaupun
umumnya tanaman ini tersedia dan dipasarkan dalam bentuk kering, penyediaan
yang terbaik adalah dalam bantuk segar. Karena itu alangkah baiknya jika
mempunyai tanaman sendiri di halaman. Bunganya yang cantik selain dapat
memperindah halaman rumah, sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai bahan minuman
kesehatan.
A.
Penggunaan Rosela untuk Pengobatan
Di
Indonesia, penggunaan rosela di bidang kesehatan memang belum begitu populer.
Namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosela mulai banyak dikenal sebagai
minuman kesehatan. Bahan minuman dan rosela yang berbentuk seperti teh celup
juga sudah dapat diperoleh di pasar swalayan. Produk tersebut sebagian besar
diperoleh dari luar negeri. Di negara-negara lain, pemanfaatan dan khasiat
rosela dalam dunia pengobatan sudah tidak asing lagi.
Di
India, Afrika, dan Meksiko, seluruh bagian tanaman rosela berfungsi sebagai
obat tradisional. Daun atau keolpak bunga yang direbus dengan air diakui
berkhasiat sebagai peluruh kencing dan merangsang keluarnya empedu dari hati (choleretic). Selain itu uga dapat
menurunkan tekanan darah (hypotensive),
mengurangi kekentalan (viskositas) darah, dan meningktakan peristaltik usus.
Seorang
ahli farmakognosi di Senegal telah merekomendasikan ekstrak kelopak rosela
untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Khasiat lain tanaman rosela yang telah
dikenal diantaranya sebagai antikejang (anitspasmodik),
mengobati cacingan (antelmintik), dan
sebagai antibakteri. Ekstrak air rosela ditemukan efektif terhadap cacing Ascaris gallinarum yang menyerang
unggas. Ekstrak air dan zat warna yang terkandung dalam tanaman ini juga
mempunyai efek letal (mematikan) terhadap Mycobacterium
tuberculosis penyebab TBC.
Di
Afrika Timur, rebusan kelopak rosela yang dikenal dengan nama suden tea, digunakan untuk mengurangi
batuk. Jus rosela dengan tambahan garam, lada, dan tetes tebu digunakan untuk
menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan empedu.
Daun
rosela juga bisa mengobati kaki pecah-pecah dan luka bakar ringan. Caranya,
daun direndam dalam air panas, dilumatkan, kemudian dioleskan pada kaki yang
pecah-pecah atau pada kulit yang terbakar. Daun ini juga dapat mempercepat pematangan
bisul sekaligus bersifat melembutkan kulit (emolient).
Sementara itu, lotion yang dibuat dari daun rosela digunakan untuk mengobati
luka.
Bijinya
pun berkhasiat sebagia diuretik dan tonikum. Minyak biji yang berwarna kuning
kecoklatan dipercaya dapat menyembuhkan luka pada onta. Di India, rebusan biji
digunakan untuk menyembuhkan dysuria (gangguan
kencing), gangguan pada pencernaan, dan meningkatkan stamina.
Penduduk
asli Brazil menggunakan rosela sebagai tonikum, emolient, dan sebagai bahan pelarut untuk mengurangi rasa pahit. Di
Myanmar, bijinya digunakan untuk meningkatkan stamina dan daunnya sebagai emolient. Penduduk Taiwan percaya bahwa
bijinya berkhasiat sebagai pelancar kencing, merangsang buang air besar, serta
sebagai tonikum. Orang Filipina menggunakan akarnya yang pahit sebagai tonikum.
Sementara itu, orang Angola menggunakan lendir yang didapat dari daunnya
sebagai emolient dan pengobatan
batuk.
Dalam
kaitan aktivitas rosela sebagai diuretik
koleretik, penurun viskositas darah, pengurang tekanan darah, dan perangsan
peristaltik usus, diduga berasal dari kandungan gossypetin, anthocyanin, dan glucoside
hibiscin yang ada di dalamnya. Salah satu catatan menyatakan bahwa rosela
bermanfaat bagi penderita arteriosklerosis dan sebagai antiseptik usus. Ekstrak
kelopak rosela juga dapat menurunkan absorbsi alkohol, sehingga dapat
mengurangi efek yang ditimbulkan akibat minum alkohol.
B.
Hasil Penelitian Rosela sebagai Antioksidan
1. Pada
tahun 2006, Ir. Didah Nurfarida, M. Si, peneliti dari Ilmu dan Teknologi Pangan
IPB pernah melakukan penelitian tentang kandungan antioksidan pada rosela.
Dalam penelitiannya, Didah mencampurkan bahan-bahan sebagai berikut :
-
Tiga kuntum rosela yang
digerus hingga menjadi bubuk seberat 1,5 gram. Bubuk tersebut kemudian diberi
air sebanyak 200 ml dan dimasukkan ke dalam spektrofotometer.
-
Setelah itu, kandungan
kimia yang terdapat dalam campuran tersebut dianalisis berdasarkan panjang
gelombang yang dibiaskan oleh larutan.
-
Hasilnya, kandungan
antioksidan yang terdapat dalam rosela lebih tinggi dibandingkan dengan
kandungan antioksidan pada kumis kucing, yakni sebesar 1,7 mmol/ prolox.
2. John Mc Intosh, peneliti dari Institute of
Food Nutrition and Human Health, Massey University, Selandia Baru, mengekstrak
rosela dengan mengeringkan kelopak bunganya pada suhu 500C selama 36
jam. Selanjutnya, 3 gram rosela hasil pengeringan diencerkan dengan 300 ml air
yang kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer.
Hasilnya rosela terbukti mengandung antioksidan sebanyak 24% dan 51%
antosianin. Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti
sel dapat dihilangkan. Itu sebabnya rosela memiliki efek antikanker. Sementara
itu, zat antosianin berperan menjaga kerusakan sel dari sinar ultra violet
berlebih yang diserap tubuh.
C.
Hasil Penelitian Efektivitas Rosela sebagai Obat
Beberapa
penelitian tentang efektivitas rosela sebagai obat telah dilakukan, baik pada
hewan maupun manusia. Berikut ini beberapa contoh penelitian yang telah
dilakukan.
a. Penelitian
Khasiat Rosela pada Manusia
1. Pemberian
ekstrak kelopak rosela yang telah distandardisasi sehingga mengandung 9,6 mg anthocyanin setiap hari selama 4 minggu,
ammpu menurunkan tekanan darah (efek hipotensif) yang tidak berbeda nyata
dengan pemberian captopril 50 mg/
hari. Rosela tersandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52
liter air.
2. Terdapat
penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2% dan tekanan darah diastolik
sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita
hipertensi sedang, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3. Terdapat
penurunan kreatinin, asam urat, sitrat tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat
dalam urine pada 36 pria yang mengkonsumsi jus rosela sebanyak 16 – 24 g/dl/
hari.
b. Penelitian
Khasiat Rosela pada Hewan Percobaan
1. Pemberian
rosela pada tikus dengan dosis 200 mg/kg berat badan secara signifikan
meningkatkan fungsi lever yang diinduksi parasetamol. Dilihat secara histologi
dan biokimia, kerusakan lever mengalami perbaikan dan menjadi normal.
2. Pada
kelinci yang diberi makanan dengan kadar kolesterol tinggi, terjadinya
atherosklerosis dapat dihambat dengan pemberian ekstrak rosela. Selain itu,
bisa terjadi penurunan kadar trigliserida, kolesterol, dan lowdensity lipoprotein cholesterol (LDL-C).
3. Pemberian
ekstrak rosela dengan dosis 250 mg/hari/kg berat badan tikus yang dibuat
bertekanan darah tinggi, menunjukkan adanya penurunan tekanan darah.
4. Pemberian
ekstrak rosela secara intraperitoneal (melalui
membran tipis dan transparan pada rongga perut) pada tikus, ternyata mampu
menurunkan transit intestinal hingga
13 – 35%, dibandingkan dengan pemberian nifedipin
dan papaverin sebagai relaksan.
5. Vilasinee
Hirunpanicha, peneliti dari Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy,
Mahidol University, Thailand, pernah menguji ekstrak rosela pada tikus
berkolesterol tinggi selama 6 minggu. Tikus-tikus tersebut dibagi menjadi dua
kelompok. Masing-masing tikus diberi 500 dan 1.000 mg rosela per kg berat
badan. Hasilnya serum kolesterol menurun 22% pada tikus yang diberi 500 mg
ekstrak rosela dan 26% pada tikus yang diberi 1.000 mg ekstrak rosela.
Pemberian ekstrak rosela ini juga menyebabkan penurunan sebesar 33% dan 28%
pada serum trigliserida, serta 22% dan 32% pada serum Low Density Lipoprotein (LDL).
D.
Penggunaan Rosela sebagai Bahan Makanan dan Manfaat Lain
Di
India Barat dan tempat-tempat tropis lainnya, kelopak segar rosela digunakan
untuk pewarna dan perasa dalam membuat anggur rosela, jeli, sirup, gelatin,
minuman segar, puding, dan cake. Kelopak rosela yang berwarna cantik dapat
ditambahkan pada salad untuk mempercantik warnanya. Kelopak rosela uga dapat
dimasak sebagai pengganti kubis.
Kelopak
kering bisa dimanfaatkan untuk membuat teh, jeli, selai, es krim, serbat,
mentega, pai, saus, tart, dan makanan pencuci mulut lainnya. Pada pembuatan
jeli rosela, tidak perlu ditambahkan pektin untuk memperbaiki tekstur, karena
kelopak sudah mengandung pektin 3,19%. Bahkan di Pakistan, rosela
direkomendasikan sebagai sumber pektin untuk industri pengawetan buah.
Di
India Barat dan daerah tropis Amerika, kelopak rosela diolah menjadi minuman
yang terkenal dengan sebutan summer
drinks of Mexico. Minuman ini merupakan salah satu minuman segar terpopuler
dari Meksiko. Di negara tersebut, kelopak kering dijual dalam kemasan kantong
plastik.
Kelopak
kering yang digunakan sebagai teh kurang menghasilkan warna dan rasa yang tajam
jika hanya diseduh. Cara yang paling tepat adalah dengan merebusnya. Selain
dapat digunakan secara tunggal, serbuk kelopak kering yang berwarna merah juga
dapat ditambahkan pada teh herbal lainnya untuk menambah cita rasa dan
warnanya.
Di
Mesir, rosela dikonsumsi sebagai minuman dingin pada musim panas dan minuman
hangat pada musim dingin. Di Karibia, kelopak rosela dimasak dalam air dan
digunakan sebagai minuman penyegar seperti teh. Di Sudan, bijinya
difermentasikan dan dimanfaatkan sebagai makanan pengganti daging yang disebu
dengan furundu. Di Luhebo, salah satu
desa di Jerman, tanaman ini menjadi salah satu makanan utama masyarakat
setempat. Daun dan kelopak bunga yang telah dikeringkan dimasak sebagai
sayuran. Ketika memasaknya, air rebusan pertama dibuang dan ditambahkan air
segar yang baru untuk mengurangi rasa asam.
Di
Jamaika, minuman tradisional disipakan dengan cara mencampur kelopak bunga
rosela, ahe dan gula secukupnya dalam kuali. Selanjutnya ditambahkan air
mendidih dan dibiarkan semalam. Minuman ini dapat diminum menggunakan es dan
rum jika suka. Penduduk asli Afrika Barat telah lama mengenal minuman semacam
ini.
Daun
rosela muda kaya protein yang mudah dicerna, sehingga dapat dimakan dalam
bentuk segar. Karena itu, daun yang masih muda bisa dimakan sebagai salad
ataupun sayuran. Selain itu, bisa dikeringkan dan digunakan sebagai pengganti
rumput untuk pakan ternak. Bagi hewan memamah biak, tanaman ini merupakan
sumber protein dan karoten.
Sementara
itu, bijinya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kopi. Cara pembuatan kopi
dari biji rosela adalah menyangrai bijinya, kemudian dibuat tepung. Kopi biji
rosela ini sudah lama dikenal di Afrika. Bijinya pun dapat digunakan sebagai
pakan ayam.
Sumber :
Annonymous.2007.”Buku
Khasiat dan Manfaat Rosela”.Bahan Ajar. SMK N 1 Temanggung : tidak dipublikasikan.
Label:Food Info
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 Comment:
Posting Komentar